bookmate game
Buku
Rick Riordan

Magnus Chase and the Gods of Asgard #1. The Sword of Summer

Tak pantas dipilih, tak pantas mati, seorang pahlawan yang tak sanggup diemban Valhalla.
Ke timurlah mentari bergerak, sembilan hari lagi, Dan Pedang Musim Panas membebaskan si buas dari belenggunya.
Sejak kematian ibundanya oleh si serigala bermata biru, Magnus menggelandang sendirian di jalanan Boston. Dia berusaha bertahan hidup dan melarikan diri dari kejaran polisi dan para pekerja sosial. Hingga suatu hari, seorang pria asing muncul, memberitahukannya sebuah rahasia aneh-Magnus adalah putra Dewa Frey.
Magnus sudah sering mengalami hal gila di kesehariannya. Tapi, ternyata, mitos-mitos itu nyata. Sesosok makhluk neraka muncul menyerang Magnus. Ia menginginkan Pedang Musim Panas milik Magnus yang konon bisa memeprcepat kiamat Ragnarok.
Perjuangan Magnus baru saja dimulai, dan semuanya berawal dengan kematiannya.
[Mizan, Noura Books, Novel, Fantasi, Terjemahan, Percy, Dewa, Asgard, Indonesia]
525 halaman cetak
Pemilik hak cipta
Mizan
Sudahkah Anda membacanya? Bagaimanakah menurut Anda?
👍👎

Kesan

  • Monica Christianimembagikan kesan4 tahun yang lalu
    👍Layak dibaca

    Love it

  • Pamela Cookmembagikan kesan6 tahun yang lalu
    💞Romantis
    😄Lucu
    🐼Gemas

    I absolutely love this book

  • Marina Zalamembagikan kesan6 tahun yang lalu
    👍Layak dibaca

    Lumayan seru meski aku lbh suka percy jackson

Kutipan

  • b7187250117membuat kutipan3 tahun yang lalu
    Selamat Pagi, Sebentar Lagi Kau Mati!
    Yeah, aku tahu, kau ingin membaca cerita tentang caraku mati mengenaskan, ya? Lalu kau akan bereaksi seperti,“Wow! Kedengarannya keren, Magnus! Boleh aku mati mengenaskan juga?”

    Tidak boleh. Pokoknya jangan.

    Jangan melompat dari atap. Jangan lari ke tengah jalan raya atau membakar diri sendiri. Bukan begitu caranya. Kau tak akan mencapai tempat yang kucapai.

    Lagi pula, kau tentu tidak mau menghadapi situasi seperti yang kualami. Kecuali kau menyimpan hasrat sinting untuk melihat para pendekar zombie yang saling bacok, pedang-pedang yang terlempar ke hidung para raksasa, dan kurcaci-kurcaci hitam berpakaian perlente, sekadar mempertimbangkan untuk mencari pintu berhiaskan kepala serigala pun jangan.

    Namaku Magnus Chase. Umurku enam belas tahun. Inilah kisah tentang kehidupanku yang kian terpuruk setelah aku tewas.

    Hari tersebut mulanya biasa-biasa saja. Aku sedang tidur di trotoar di bawah jembatan di Public Garden ketika seorang laki-laki menendangku sampai terbangun dan berkata, “Mereka memburumu.”

    Omong-omong, sudah dua tahun aku menjadi gelandangan.

    Sebagian orang barangkali berpikir, Aduh, kasihan. Yang lain barangkali berpikir, Ha, ha, ha, dasar pecundang! Tapi kalau ada yang melihatku di jalanan, 99 persen orang bakal melewatiku begitu saja seolah-olah aku ini tak kasatmata. Kau niscaya berdoa, Moga-moga dia tidak meminta uang dariku. Kau mungkin juga bertanya-tanya apakah umurku lebih tua daripada kelihatannya, sebab anak belasan tahun tidak semestinya bergelung di dalam kantong tidur tua yang bau, menggelandang saat musim dingin di Boston. Semestinya ada yang menolong bocah malang itu!

    Kemudian, kau akan jalan terus.

    Terserah. Aku tidak butuh simpati siapa pun. Aku sudah terbiasa ditertawai. Aku juga sudah terbiasa diabaikan. Lanjut.

    Yang membangunkanku adalah lelaki tunawisma bernama Blitz. Seperti biasa, penampilannya seperti orang yang baru diterpa angin topan kotor. Sobekan kertas dan ranting tersangkut di rambut hitam lepeknya. Wajahnya sewarna pelana kulit dan bebercak putih-putih karena dilumuri es. Salju beku menempel di bagian bawah mantelnya yang kepanjangan, sebab Blitz tidak terlalu tinggi, hanya sekitar 165 cm. Pupil matanya begitu lebar sampai-sampai irisnya nyaris tidak kelihatan. Karena ekspresinya yang senantiasa waswas, Blitz terkes‍
  • b1884791306membuat kutipan3 tahun yang lalu
    Lelaki Berkutang Logam

Di rak buku

fb2epub
Seret dan letakkan file Anda (maksimal 5 sekaligus)