Sanie B. Kuncoro

Ma Yan

  • Kornelius Gintingmembuat kutipan8 tahun yang lalu
    Ma Yan adalah karya Sanie B. Kuncoro yang berdasar pada kisah nyata seorang gadis kecil miskin di pedalaman China yang berjuang untuk memperoleh pendidikan
  • Kornelius Gintingmembuat kutipan8 tahun yang lalu
    Ibu, maafkan aku. Namun, janganlah menyerah. Bagilah kepadaku ketangguhanmu. Berilah aku kesempatan lagi. Berikan aku satu peluang ulang, dan akan kuwujudkan cita-citaku dengan keberanian dan ketekunan.
  • Kornelius Gintingmembuat kutipan8 tahun yang lalu
    Kecuali kepada diri sendiri, kita tidak bisa mengandalkan diri kepada siapa pun, sekalipun orang itu adalah kerabat dekat.
  • Kornelius Gintingmembuat kutipan8 tahun yang lalu
    Masyarakat kota, apalagi metropolis, memperlakukan petani sebagai orang daerah, udik, dan bodoh. Tanpa respek sama sekali, membuat kami para petani, dengan warna tembaga kulit kami yang khas karena terbakar matahari
  • b0698891829membuat kutipan8 tahun yang lalu
    apakah kegagalan membuatku harus berhenti lalu melupakan jejak langkah yang telah kutempuh sebelum ini?
  • b0698891829membuat kutipan8 tahun yang lalu
    Kecuali kepada diri sendiri, kita tidak bisa mengandalkan diri kepada siapa pun, sekalipun orang itu adalah kerabat dekat.
  • b1885942248membuat kutipan8 tahun yang lalu
    Tangan ibu.
    Tidak hanya para perempuan yang melahirkan yang bisa memiliki tangan ibu. Tetapi, setiap orang yang sudi menerima harapan orang lain, tidak mengabaikan apalagi menyesatkan, tetapi justru menjaga dan menunjukkan arah menuju harapan itu, adalah orang yang memiliki tangan ibu.
  • b1885942248membuat kutipan8 tahun yang lalu
    Dunia tidak asing dengan kemiskinan. Namun, tidak setiap orang tahu rasa kemiskinan yang sesungguhnya hingga mencecapnya sendiri suatu kali. Benarkah? Agaknya tidak. Akan dicarinya sebuah kemungkinan bahwa untuk percaya tidak selalu harus melihat. Bahwa tidak perlu membakar diri untuk percaya panasnya api. Bahwa tidak perlu mengusir pergi seseorang untuk merasakan pedihnya ditinggalkan.
  • b1885942248membuat kutipan8 tahun yang lalu
    Maka, kutahan air mata. Kusembunyikan kesedihan dari tatap mata Ayah dan kukatakan kepadanya bahwa kertas-kertas itu hanyalah catatan yang tak terpakai lagi. Namun, sejak hari itu, setiap kali memerlukan kertas rokok, Ayah selalu bertanya terlebih dahulu kepadaku sebelum menggunakannya
  • b1885942248membuat kutipan8 tahun yang lalu
    Dengan menggunakan pena tunggalku, kutulis banyak hal di catatan itu. Tentang Ayah dan Ibu, teman-teman, hari-hari yang kujalani, juga harapan dan impianku. Aku bukan seorang pengingat yang baik, dalam arti aku tidak memiliki daya ingat yang luar biasa sehingga mampu menyimpan sedemikian banyak ingatan tentang berbagai hal di dalam kepalaku. Namun, aku juga tidak ingin meninggalkan begitu saja segala hal yang telah kujalani. Maka, kupikir membuat catatan harian semacam itu adalah sesuatu yang tepat. Catatan itu bisa membantuku menyusuri kembali masa silam. Dengan membaca ulang catatan itu, hari-hari yang telah lewat dan terlupa dari ingatan seakan-akan bisa dihadirkan dan disusuri kembali. Bukankah menarik menyusuri kembali perjalanan masa silam hanya dengan sebuah buku? Sebuah buku yang seakan menjelma sebagai mesin waktu dan membawa pembacanya mengembara pada sebuah kehidupan yang telah lewat dan tak terulang kembali.
    Maka, kubuat catatanku dengan tekun. Kutulis di sana apa pun yang tersimpan dalam benakku, termasuk kesedihan, keputusasaan, kemarahan, sekaligus kebahagiaanku. Semuanya!
fb2epub
Seret dan letakkan file Anda (maksimal 5 sekaligus)