bookmate game
Multatuli

Max Havelaar

  • Tata Mongilongmembuat kutipan8 tahun yang lalu
    Cinta ibu tak kunjung padam!
    Di sanalah kau setia mengawasiku
    Bocah kecilmu yang tak berdaya,
    Menuntun langkah pertamaku,
    Dengan kata dan tatapan lembut.
    Tapi takdir meretas ikatan
    Yang menyatukan kita;
    Dan kini di tanah asing
    Hanya Tuhan bersamaku!
    Cintamu, Bunda tersayang,
  • Aprida Sondangmembuat kutipan7 tahun yang lalu
    Yang terburuk dari adegan-adegan di panggung itu adalah orang menjadi begitu terbiasa dengan kebohongan sehingga mereka terbiasa melontarkan kekaguman dan bertepuk tangan
  • Risty Habibiemembuat kutipan4 tahun yang lalu
    Alam adalah gerakan. Tumbuh, lapar, berpikir, merasakan, semuanya ini adalah contoh gerakan …. Diam adalah mati. Tanpa gerakan, tidak ada kedukaan, tidak ada kegembiraan, tidak ada emosi.
  • Risty Habibiemembuat kutipan4 tahun yang lalu
    Untuk menghormati gagasan mengenai adanya kemanusiaan di Hindia, harus cepat-cepat kuimbuhkan bahwa, walaupun perbedaan di antara dua kelas manusia itu—yang di mata orang pribumi sama-sama disebut orang Eropa—bisa ditandai dengan jelas dalam pergaulan sosial.
  • Sya Naimmembuat kutipan8 tahun yang lalu
    di manakah letak kebajikan sejati seandainya kebajikan selalu memperoleh imbalannya?
  • Nadhilah Alamandamembuat kutipan8 tahun yang lalu
    Aku tidak menyukai orang miskin karena sebagian besar dari kemiskinan itu adalah kesalahan mereka sendiri dan, menurutku, Tuhan tidak akan meninggalkan orang yang setia melayani-Nya.
  • b6673912489membuat kutipan8 tahun yang lalu
    Aku sangat menyukai pengamatan filosofis, maka biarlah kukatakan betapa segala sesuatunya berkaitan secara ganjil di dunia ini.
  • hrnshintamembuat kutipan2 bulan yang lalu
    Menurut gagasan umum di hampir seluruh Asia, rakyat dan seluruh harta benda mereka adalah milik pangeran. Keturunan atau kerabat mantan pangeran gemar memanfaatkan ketidaktahuan penduduk, yang belum juga memahami bahwa kini “tumenggung”, “adipati”, atau “pangeran” mereka adalah pejabat bayaran yang telah menjual hak mereka sendiri dan hak rakyat demi mendapatkan pendapatan tetap, sehingga pajak yang dahulu mereka bayarkan kepada tuan mereka berubah menjadi pekerjaan berupah rendah di perkebunan kopi atau tebu. Karena itu, tidaklah aneh jika ratusan keluarga dipanggil dari tempat-tempat yang sangat terpencil untuk bekerja, tanpa bayaran, di ladang-ladang milik bupati. Sangatlah lumrah jika barang-barang disediakan secara gratis untuk keperluan istana bupati; dan, jika kebetulan bupati menyukai kuda, kerbau, anak perempuan, atau istri seorang lelaki miskin, sang pemilik akan menyerahkan barang yang diinginkan tanpa syarat
  • hrnshintamembuat kutipan2 bulan yang lalu
    Bencana kelaparan? Bencana kelaparan di Jawa yang kaya dan subur?”—Ya, pembaca, beberapa tahun silam ada distrik-distrik yang kehilangan penduduk akibat kelaparan; para ibu menjual anak mereka untuk mendapat makanan, para ibu menyantap anak mereka sendiri
  • hrnshintamembuat kutipan2 bulan yang lalu
    Namun, kemudian datanglah orang-orang asing dari Barat yang mengangkat diri mereka sebagai pemilik tanah. Mereka ingin mendapat keuntungan dari kesuburan tanah itu, dan memerintahkan orang pribumi untuk menyisihkan sebagian waktu dan tenaga mereka untuk menggarap tanaman-tanaman lain yang bisa menghasilkan keuntungan lebih tinggi di pasar-pasar Eropa. Untuk membujuk rakyat jelata agar melakukan hal itu, mereka hanya perlu mengikuti kebijakan yang sangat sederhana. Orang Jawa mematuhi pemimpin mereka; untuk mengambil hati para pemimpin itu, mereka perlu diberi sebagian dari keuntungan. Dengan demikian, kesuksesan bisa diraih
fb2epub
Seret dan letakkan file Anda (maksimal 5 sekaligus)