Izrail Bilang Ini Hari Terakhirku

Sudah bertahun-tahun kita menjalani usia dan berkali-kali pula kita ulang tahun. Tapi, sering kali pergantian usia tidak membawa dampak yang signifikan terhadap bertumbuhnya akhlak, ilmu, kualitas dan kuantitas ibadah kita. Kita gencar menyambut ulang tahun dengan sukacita, beragam acara, dan banyak kegiatan yang sering kali hura-hura. Tapi sayang, pergantian usia itu hanya menjadi formalitas yang tidak membuat kita makin takut kepada Allah. Kita lupa bahwa saat bertambah usia, hakikatnya kita sedang mendekat ke Alam Barzah. Saat kita merayakan ulang tahun, sejatinya kita sedang merayakan hilang tahun. Kita tak sadar bahwa sedetik demi sedetik usia kita terus hilang.

Rasulullah pernah bersabda, “Akan didatangkan seorang lelaki pada Hari Kiamat, kemudian dia dilemparkan ke dalam neraka dan terburailah isi perutnya sebagaimana seekor keledai yang berputar
mengelilingi penggilingan. Maka berkumpullah para penduduk neraka di sekitarnya. Mereka bertanya, ‘Wahai fulan, apa yang terjadi padamu, bukankah dahulu kamu memerintahkan yang ma‘ruf kepada kami dan melarang kami dari kemungkaran?’ Lelaki itu menjawab, ‘Dahulu aku memerintahkan kalian mengerjakan yang ma‘ruf, sedangkan aku tidak melakukannya. Dan aku melarang kalian dari kemungkaran, tetapi aku justru melakukannya’” (HR Al-Bukhari).

Alkisah, suatu hari, seorang laki-laki dengan angkuh datang menemui seorang bijak. Dia kemudian mengatakan, “Maukah engkau aku berikan nasihat?“
Sang bijak pun tak menolak dengan tawaran lelaki tersebut yang hendak memberikan nasihat kepadanya. Tetapi sebelum lelaki itu memberi nasihat, sang bijak mengajukan beberapa syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu.
Sang bijak menjawab, “Ya, silakan berikan saya nasihat, jika Anda memang tak takut tersinggung oleh tiga ayat yang disampaikan dalam Al-Quran berikut:
Apakah kalian menyuruh orang lain berbuat baik, sementara kalian melupakan diri kalian sendiri? (QS Al-Baqarah [2]: 44)
Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kalian mengatakan apa-apa yang tidak kalian kerjakan. (QS Al-Shaff [61]: 3)
‘Dan aku tidak ingin menyalahi kalian (dengan mengerjakan) apa yang aku larang.’ (QS Hûd [11]: 88)”

“hebat”-nya manusia, sudah tahu bahwa kematian bisa datang kapan saja, kok, berani-beraninya melakukan dosa.

Sering kali saya membayangkan, jika saya meninggal beberapa saat setelah ini, apakah saya siap?

“Daripada mati di atas ranjang lebih baik aku mati sebagai pahlawan.”

‘Izrail Bilang, Ini Hari Terakhirku

mimpi setinggi-tingginya, berupaya sekuat-kuatnya, dan mendekati Allah sedekat-dekatnya.

bisa jadi rintangan berat itu adalah cara Tuhan menguji kita, apakah kita sudah layak menggapai mimpi hebat kita.

Jadikan perpustakaan sebagai tongkrongan favorit. Tak hanya itu, jadikan semesta sebagai ruang kelasmu, semua orang sebagai gurumu, pengalaman hidup sebagai kurikulummu, dan persoalan hidup sebagai ujianmu.