Buku
G.J. Nawi

Maen Pukulan Pencak Silat Khas Betawi

Tidak dapat dipungkiri, dilihat dari tinggalan seni dan budaya, etnis Betawi terbentuk dari hasil akulturasi beberapa etnis yang pernah mendiami daerah yang kini menjadi ibu kota Republik Indonesia ini. Melalui evolusi yang panjang, proses peleburan beberapa etnis itu terjadi, sehingga melahirkan etnis dan kebudayaan baru, terlepas dari kebudayaan induk yang mempengaruhinya. Salah satu hasil produk akulturasi dan asimilasi itu adalah unsur kebudayaan ilmu bela diri pencak silat, yang masyarakat setempat menyebutnya Maen Pukulan.
Latar belakang akulturasi dan asimiliasi membuat Maen Pukulan sebagai pencak silat khas Betawi, yang memiliki kekayaan dan keragaman aliran-aliran, karakter gerak, bentuk jurus, bahkan senjata tradisionalnya.
Dalam perkembangannya, Maen Pukulan atau pencak silat khas Betawi, menjadi bagian terpenting dalam kehidupan bermasyarakat, menjadi identias ke-Betawi-an yang bersanding dengan kehidupan beragaman, sehingga lahir ungkapan sholat dan silat. Sholat dan silat merupakan personifikasi sederhana masyarakat Betawi dalam mengaplikasikan ajaran Islam tentang “hablum minnallah dan hablum minannas”, bagaimana menjalin hubungan antara hamba dengan Sang Penciptanya dan memelihara hubungan antar sesama dan makhluk lainnya.
Seiring perjalanan waktu yang mengubah pola kehidupan masyarakat dan gencarnya arus globalisasi, Maen Pukulan atau pencak silat khas Betawi semakin terpinggirkan. Keberadaannya tidak lagi menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakatnya. Hal ini pula yang menjadi penyebab degradasi pelestarian dan pengembangan beberapa aliran Maen Pukulan satu persatu hilang ditelan zaman.
Buku yang ditulis anak Betawi ini tidak hanya menyajikan riwayat aliran-aliran Maen Pukulan Betawi yang dikumpulkan melalui tuturan lisan, tetapi juga ulasan yang dirangkum dari beberapa sumber sejarah tertulis. Demikian pula pemaparan karakter khas gerak dan ritual tradisi dari aliran-aliran Maen Pukulan yang dijumpai dan kesenian yang terkait dengan Maen Pukulan, menjadi perbendaharaan baru dan membuka wawasan kebudyaan bagi para pembaca perihal seni dan budaya Betawi.
538 halaman cetak
Sudahkah Anda membacanya? Bagaimanakah menurut Anda?
👍👎
fb2epub
Seret dan letakkan file Anda (maksimal 5 sekaligus)