Lelucon, lebih-lebih humor, adalah energi budaya yang kandungan pengertiannya amat rumit. Maka sangat menarik kalau di negeri kita diartikan sebagai lucu-lucuan, badut-badutan, guyon, sindiran, bahkan sinisme dan apologisme. Tak ada yang salah dengan ini. Hanya saja terkesan menyederhanakan masalah.
Beberapa catatan tentang anatomi lelucon yang dimajukan ini, bertolak dari keinginan untuk mengenalkan ruang tempat proses kreatif lelucon dilahirkan.