Emha Ainun Nadjib

Arus Bawah

  • Badrul Ulamembuat kutipan8 tahun yang lalu
    sampai kapan bisa bertahan begitu? Gareng tidak terlalu bahagia menyaksikan rakitan-rakitan kebahagiaan yang amat bersifat darurat seperti itu. Kalau warga Karang Kedempel sibuk saja terus dengan halusinasi-halusinasi subjektif, pada suatu hari mereka tak akan lagi menemukan secuil ruang pun untuk meneruskannya. Pada suatu hari lautan akan sungguh-sungguh meluap dahsyat dan membanjiri secara lebih total. Pada suatu hari seluruh tanah Karang Kedempel akan menjadi gunung yang meletus. Pada suatu kegelapan tidak menyisakan sepetak ruang pun bagi cahaya.
  • Jefri Deniawanmembuat kutipan8 tahun yang lalu
    Rakyat itu lebih besar daripada segala desa. Rakyat lebih perkasa dibanding semua peran sejarah yang lain. Rakyat lebih agung dan arif dibanding segala tingkat peroleh ilmu kaum cendekia. Rakyat sanggup hidup tanpa penguasa, tetapi tak sebiji penguasa pun yang pernah sanggup hidup tanpa rakyat.
  • b1847781313membuat kutipan2 tahun yang lalu
    Orang yang kehilangan, setidaknya akan ingat bahwa ia kehilangan. Tetapi, kalau terlalu lama ia kehilangan sesuatu, akhirnya yang hilang tidak hanya sesuatu itu, tetapi juga rasa kehilangan itu sendiri.
  • Darwis Darwismembuat kutipan6 tahun yang lalu
    Orang yang kehilangan, setidaknya akan ingat bahwa ia kehilangan. Tetapi, kalau terlalu lama ia kehilangan sesuatu, akhirnya yang hilang tidak hanya sesuatu itu, tetapi juga rasa kehilangan itu sendiri.
  • Muchrim Jabirmembuat kutipan8 tahun yang lalu
    mereka sanggup menangis dengan rasa gembira. Bisa melarat dengan rasa kaya. Atau, terbiasa mengelola rasa sengsara sehingga kebahagiaan amatlah murah harganya. Cukup selembar-dua lembar uang kecil, atau sepiring-dua piring nasi, yang diperlukan untuk memperoleh derajat kebahagiaan yang cukup tinggi.
  • Sekar Kemuningmembuat kutipan9 tahun yang lalu
    Kiai Semar Menghilang, Yatim Piatu Kehidupan
  • sigmapro13membuat kutipan4 tahun yang lalu
    “Sekasar-kasar bunyi mulut kesengsaraan, masih jauh lebih kasar suara terlembut dari orang yang menciptakan kesengsaraan.”
  • sigmapro13membuat kutipan4 tahun yang lalu
    Lebih baik hari ini berbuat saja apa yang bisa diperbuat, dan tidak menundanya hingga besok pagi.
  • Decky Elmandomembuat kutipan4 tahun yang lalu
    Orang yang kehilangan, setidaknya akan ingat bahwa ia kehilangan. Tetapi, kalau terlalu lama ia kehilangan sesuatu, akhirnya yang hilang tidak hanya sesuatu itu, tetapi juga rasa kehilangan itu sendiri.
  • muhamad ayubmembuat kutipan5 tahun yang lalu
    kami berpikir, dianggap subversif. Kalau kami belajar memahami persoalan, diawasi intel. Kalau kami membicarakan kebaikan, dianggap pemberontak. Padahal, telinga kami sudah hampir tuli setiap saat mendengarkan ratusan berita yang mencerminkan bahwa dunia ini makin pincang. Kepala kami pusing oleh kemunafikan yang dibikin megah dan tampak luhur. Oleh kepandaian yang busuk. Oleh kepintaran yang bodoh. Oleh kemajuan yang makin bergantung pada kebergantungan. Oleh Tanam Paksa Kontemporer. Oleh hijrah paksa ratusan atau ribuan keluarga demi bendungan atau pariwisata atau pabrik-pabrik atau listrik dan golongan menengah masyarakat. Atau, oleh mobilisasi budak dan amtenar sejak taman kanak-kanak. Atau, bahkan oleh kata-kata klise sehari-hari, seperti kemiskinan struktural, kontinuasi politik dan ekonomi kolonial, termasuk juga demokrasi pupur atau berita aneh sosialisasi ludruk.
fb2epub
Seret dan letakkan file Anda (maksimal 5 sekaligus)