bookmate game
M.Ma'ruf

50 Great Business Ideas from Indonesia

  • Suliyantolee85membuat kutipan9 tahun yang lalu
    sebagai buruh kasar. Lalu, bagaimana dia bisa menyulap bakatnya menjadi bisnis miliaran rupiah?
    Edward atau kerap dipanggil Edo pada usia 22 tahun masih seorang buruh bagian gudang sebuah pabrik sepatu di Bandung, Jawa Barat. Suatu hari, sebuah artikel di koran mengenai pengembangan talenta mengubah hidup Edo untuk selamanya. Artikel itu dibacanya berulang-ulang dan memaksanya berkontemplasi untuk waktu yang cukup lama guna menemukan sebuah bakat. Pencarian ini berakhir dengan temuan bahwa sejak sekolah dasar dia sudah sangat menyenangi pelajaran menggambar. Dia pintar menggambar apa saja. Itu satu-satunya bakat yang dimiliki dan telah dilupakannya.
    Tidak sulit baginya menghidupkan bakat itu lagi dengan objek baru yang sudah tidak asing lagi, sepatu. Edo mengamati model-model sepatu di gudang tempat dia bekerja tampak begitu membosankan dan kuno. Dia mereka-reka desain sepatu pertamanya. Bermodal memodifikasi bertumpuk-tumpuk sepatu yang sehari-hari dilihatnya dengan sedikit tambahan imajinasi dan kreasi. Hasil desain sepatunya itu tampak lebih bagus. Bahkan, sang bos pun sebetulnya suka, tapi lebih memilih menolak tawaran agar desain itu diproduksi. Penolakan itu tidak membuat Edo jera. Dia tetap rajin membuat desain-desain baru untuk disimpan di laci meja.
    Pada 1989, dia mengambil keputusan, setelah melihat tidak adanya peluang mengubah nasib dari bagian gudang menjadi desainer. Anak muda ini nekat mengundurkan diri setelah 11 bulan bekerja. Kepada bosnya, Edo mengaku akan membangun usaha yang sama, tapi bersumpah tidak akan menjadi pesaing. Ini keputusan yang cukup gila untuk orang miskin pada zamannya, menjual sepatu hanya dengan gambar! Yup, hanya itu pilihan yang tersedia, tanpa sepeser pun uang. Dengan sepeda kumbang, Edo memulai aksi penjualan door to door, berkeliling kompleks menawarkan sketsa sepatu, dari pintu rumah tetangga, kerabat, dan teman. Sial bagi Edo, cara penjualan nan unik ini malah dianggap aneh. Banyak orang yang ditawarinya langsung menolak mentah-mentah. Menjual gambar benar-benar ide gagal. Terlebih lagi, Edo mensyaratkan uang muka untuk sebuah pesanan sepatu virtual itu,
  • jamajja257membuat kutipan2 tahun yang lalu
    tidak memiliki reputasi penjualan yang bagus tampaknya lebih karena kopi itu oleh ayahnya dikemas dalam karung seberat satu sak
  • jamajja257membuat kutipan2 tahun yang lalu
    Apa persamaan sabun mandi dengan kopi? Tanyakanlah kepada Soedomo Margonoto, dan dia akan menjawab bahwa mengemas kopi bubuk dalam kemasan mungil seukuran sabun telah membuatnya menjadi kaya raya. Itu ditemukan pada 1975, ketika anak kedua dari tujuh bersaudara dari
  • jamajja257membuat kutipan2 tahun yang lalu
    Jangan Dengarkan Kata Orang

    Orang seperti Raam Jethmal Punjabi akan sangat rentan terhadap tudingan di balik moral masyarakat yang
  • jamajja257membuat kutipan2 tahun yang lalu
    botol-botol bekas limun yang telah dibersihkan terlebih dahulu. Cara ini cukup sukses dan promosi
  • b9045621257membuat kutipan4 tahun yang lalu
    Rusdi adalah pria yang rendah hati, berkumis tebal dan suka mengkhayal sejak sekolah dasar, terutama sebelum tidur. “Mengkhayal tentang sesuatu yang positif itu sangat berguna,” katanya yang mengaku impian bisa mendorong seseorang melampaui kemampuannya.
  • b9045621257membuat kutipan4 tahun yang lalu
    mpian itu timbul dari masa-masa kecil yang diliputi kepedihan. Sering kali dia menyaksikan bagaimana ibunya harus membujuk adik-adiknya meminum air yang banyak untuk mengganjal perut.
    Sementara visi itu muncul saat pekerjaannya sebagai buruh sudah tidak memadai menopang statusnya sebagai kepala keluarga—Edo sudah menjadi tulang punggung keluarga ketika ayah dan ibunya bercerai. Kesengsaraan itu pula yang mungkin membuatnya sampai sekarang tidak pernah percaya pada prinsip bisnis, menunggu waktu yang tepat untuk memulai sebuah rencana besar. Edo lebih banyak menikmati hidupnya di Australia dan sesekali terbang ke Bandung untuk memecahkan masalah yang tak mampu dilakukan enam direkturnya.[]
  • b9045621257membuat kutipan4 tahun yang lalu
    “Saya ini pemimpi dan visioner. Saya selalu punya mimpi dan berusaha untuk mewujudkan mimpi itu,” kata Edo.
  • b9045621257membuat kutipan4 tahun yang lalu
    Pastikan Anda sudah mengetahui apa sebetulnya bakat Anda. Itu sangat perlu dan penting. Setidaknya ini pesan pendiri dan pemilik sepatu merek Edward Forrer asal kota Kembang yang kini memiliki penggemar fanatik di luar negeri
  • boygurning13membuat kutipan8 tahun yang lalu
    Tidak ada kawan abadi dalam politik, begitu pula dalam berbisnis. orang-orang akan bersikap manis ketika kita sedang berjaya, tetapi di balik topeng wajah ramah itu selalu saja ada nafsu, iri dengki, keserakahan dan kekejaman.
fb2epub
Seret dan letakkan file Anda (maksimal 5 sekaligus)