Membaca di bagian pertama saja sudah membuat saya tertohok. Bagaimana tidak? Saya seperti membaca cermin. Cerita-cerita itu bayangan yang dipantulkan balik. Saya serasa melihat saya sendiri, kejatuhan saya, sakitnya saya menghadapi hidup yang terasa gak adil.
Sedikit banyak, cerita mas Ega kebetulan memang mirip dengan apa yang sedang saya alami. Atau, memang dialami kebanyakan orang meski tanpa disadarinya? Membaca buku ini juga seperti menyimak keluh kesah sahabat yang pada kasus ini hanya ingin didengarkan saja. Menarik!
TRIUMPH ONE!
~ Ginanjar Teguh Iman (@ginteguh); Born has Labiopalatoschisis. Writer, film-maker.