Multatuli

Jika politik itu kotor, puisi akan membersihkannya. Jika politik bengkok, sastra akan meluruskannya.

—John F. Kennedy

pertama kali diterbitkan di Belanda tahun 1860, Max Havelaar langsung menggegerkan negeri itu. Novel ini ditulis Multatuli

Max Havelaar mengungkap kebobrokan dan kekejaman kolonial Belanda di Jawa dan memunculkan penerapan Politik Etis sebagai usaha Belanda “membayar” utang mereka kepada pribumi

Pramoedya menyebut Max Havelaar sebagai buku yang “membunuh” kolonialisme.

Istri Setia, Ibu Penyayang dan Pemberani

hampir semua cucu lakilaki Homer bisa dikatakan buta menurut cara mereka sendiri. Mereka melihat apa yang tidak kita lihat; pandangan mereka menembus lebih tinggi dan lebih dalam daripada penglihatan kita, tapi mereka tidak bisa melihat jalan raya sederhana yang membentang lurus di depan mata dan mereka bisa tersandung serta terjatuh hanya gara-gara kerikil, seandainya tidak didukung dalam perjalanan susah payah mereka melewati lembah prosa ini, tempat kehidupan manusia terbentang.

Tidaklah mudah bagi seorang penulis untuk berlayar dengan tepat di antara dua batu sandungan, yaitu terlalu berteletele atau terlalu singkat.

Kedamaian tetap damai”—ini kutipan harfiah dari frasa yang digunakan oleh banyak residen

Jika politik itu kotor, puisi akan membersihkannya. Jika politik bengkok, sastra akan meluruskannya.

nama aslinya Eduard Douwes Dekker, mantan Asisten Residen pemerintah Belanda di Jawa