Tak ada perkara yang sebaik-baiknya bagi seorang perempuan, kecuali ia membuka hatinya untuk kehadiran seorang lelaki, lalu ia menjaga kehadiran itu dan menghalalkannya. Namun, membuka hati untuk seorang lelaki tidaklah mudah bagi Latifah yang telah menjadi tulang punggung keluarga.
Adapun Rustam, bujang lapuk yang benih cintanya terhadap Latifah kian tumbuh dan merekah seiring usianya. Namun terlalu lama ia memutuskan untuk bungkam, meskipun cintanya pada Latifah lebih nyaring daripada jerit kereta malam, pun lebih panjang daripada relnya.
Tapi bukankah cinta tak pantas dibelenggu? Akankah takdir mempersatukan mereka dalam ikatan suci?