Sebagai perempuan di negara yang menjunjung tinggi patriarki, hak Rahma dan keempat saudarinya sangat dibatasi. Bagi perempuan Afganistan, pendidikan dan kebebasan hanyalah angan-angan. Tanpa lahirmya seorang putra di dalam keluarganya, peran Rahma berganti menjadi anak lelaki—merupakan sebuah tradisi yang disebut bacha posh. Rahima pun berhal untuk sekolah dan merasakan dunia di luar rumahnya. Akan tetapi, itu hanya sampai ia dinikahkan.
Kisah Rahima serupa dengan Shekiba: nenek buyutnya yang sempat menjadi bacha posh. Sebagai seorang yatim piatu, Shekiba berjuang dari kemalangan bertubi-tubi demi membangun kehidupannya yang baru. Perbedaan hak, Pernikahan di usia dini. Kekerasan terhdap perempuan Cerita kehidupan Shekiba menginspirasi Rahima untuk mengubah nasibnya.