berdusta),
O Bunda tersayang, percayalah,
Kau tak pernah terlupakan.
‘Kucinta seorang gadis
Bak harta karun tak ternilai,
Sumpah demi Yang Mahakuasa,
‘Ku tak tahu betapa atau mengapa.
Dan kubersyukur penuh air mata bahagia,
Karena Dia menjadikannya milikku,
Desahku hilang dalam kesukaan,
Hanya untuknya kuberdoa.
Tapi cinta membawa beban kecemasan,
Dan masalah menyesakkan dada;
Hanya duka dan derita yang kudapat,
Ketika kuingin beristirahat!
Rela ku menderita untuknya,
Dalam kedukaan berganda;—
Segalanya siap kukorbankan
Asal nasib mempertemukan kami bersama!
Gambarannya terpatri dalam hatiku,
Hingga helaan napas